Senin, 08 November 2010

Penyebab erosi dan usaha mengurangi erosi

Tanah bisa mengalami kerusakan. Bahkan tanah termasuk wujud alam yang mudah mengalami keruasakan. Salah satu contoh kerusakan tanah adalah erosi tanah. Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, gletser atau gravitasi. Di Indonesia erosi yang terpenting adalah disebabkan oleh air. Erosi dapat berlangsung begitu dahsyat, erosi bisa mengakibatkan dataran longsor. Karena erosi pula, tempat tinggal nelayan yang ada di tepi pantai bisa terancam keberadaannya.
Sebab–sebab erosi tanah karena beberapa hal berikut :
a.Tanah gundul atau tidak ada tanamannya.
b.Tanah miring tidak dibuat teras–teras dan guludan sebagai penyangga air dan tanah yang lurus.
c.Tanah tidak dibuat tanggul pasangan sebagai penahan erosi.
d.Pada tanah di kawasan hutan rusak karena pohon–pohon ditebang secara liar sehingga hutan menjadi gundul.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi erosi tanah adalah sebagai berikut :
1. Tekstur dan Kesuburan Tanah.
Tanah yang banyak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan lebih subur daripada tanah gundul atau tidak ada tumbuh-tumbuhannya, karena di dalamnya terkandung lapisan bunga tanah yang tidak terkena erosi. Ciri-ciri tanah subur antara lain : tekstur dan struktur tanahnya baik, yaitu butir-butir tanahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, banyak mengandung air untuk melarutkan garam-garaman.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah antara lain komposisi mineral dan batuan/bahan induk, sifat dan cepatnya proses pembentukan tanah local, serta umur relatif tanah. Hubungan antara tekstur dan kesuburan tanah tidak selalu ada meskipun tekstur tanah dapat menentukan atau berpengaruh dalam beberapa hal berikut :
a. Pengerjaan tanah, misalnya tanah berpasir di daerah iklim basah biasanya cepat terurai. Selain itu, tanah tersebut berkapasitas rendah dalam menahan air, sehingga mudah mengering. Dengan menambah bahan-bahan organis, maka kesuburan tanah tersebut dapat ditingkatkan.
b. Pengerjaan tanah berpasir di daerah beriklim kering (arid). Tanah di sini meskipun kadar bahan makanannya cukup tinggi, tetapi nilai kesuburannya rendah karena minimnya presipitasi, pencucian, dan rendahnya kapasitas menahan air.
c. Pengerjaan tanah lempung. Dipandang dari sudut mudah tidaknya dikerjakan dan komposisi kimiawinya, tanah lempung mempunyai sifat yang bermacam-macam, diantaranya bersifat plastis dan sukar untuk diolah bila basah, serta keras jika kering. Namun, di daerah iklim tropis basah tanah lempung memiliki permeabilitas walaupun rendah.
2. Menjaga Kesuburan Tanah dan Usaha Mengurangi Erosi Tanah
Kesuburan tanah dapat dijaga dengan usaha-usaha sebagai berikut :
a. Pemupukan, diusahakan dengan pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk buatan
dan pupuk kompos.
b. Sistem irigasi yang baik, misalnya membuat bendungan-bendungan
c. Pada lereng-lereng gunung dibuat hutan-hutan cadangan
d. Menanami lereng-lereng yang telah gundul
e. Menyelenggarakan pertanian di daerah miring secara benar
Kemiringan lereng adalah kemiringan suatu lahan terhadap bidang horizontal. Semakin besar sudut kemiringan lahan tentu akan semakin besar kemungkinan erosi dan longsor.
Untuk menjaga kestabilan lahan pertanian daerah miring dan untuk mengurangi tingkat erosi tanah, maka diperlukan beberapa langkah berikut :
a. Terasering, yaitu menanam tanaman dengan sistem berteras-teras untuk mencegah erosi tanah.
b. Contour farming, yaitu menanami lahan menurut garis kontur, sehingga perakaran dapat menanam tanah.
c. Pembuatan tanggul pasangan (guludan) untuk menahan hasil erosi.
d. Contour plowing, yaitu membajak secara garis kontur sehingga terjadilah alur-alur horizontal.
e. Contour strip cropping, yaitu bercocok tanam dengan cara membagi bidang-bidang tanah itu dalam bentuk sempit dan memandang dengan mengikuti garis kontur sehingga bentuknya berbelok-belok.
f. Crop rotatica, yaitu usaha pergantian jenis tanaman supaya tanah tidak kehabisan salah satu unsur hara akibat diisap terus oleh salah satu jenis tanaman.
g. Reboisasi, menanami kembali hutan-hutan yang gundul.
Tingkat erosi suatu lahan akan sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah untuk pertanian. Semakin tinggi/besar tingkat erosi tanah permukaannya berarti semakin tidak subur dan tidak cocok untuk tanaman pertanian pangan.
Lahan potensial yang ada di permukaan bumi dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk non pertanian antara lain dalam bentuk :
a. Pemanfaatan untuk lokasi industri
b. Pemanfaatan untuk lokasi perdagangan
c. Pemanfaatan untuk wilayah permukiman
d. Pemanfaatan untuk fasilitas-fasilitas sosial seperti hiburan, prasarana, transportasi dan fasilitas-fasilitas sosial lainnya
3. Kelas Kemampuan Lahan
Tingkat kecocokan pola penggunaan lahan dinamakan kelas kemampuan lahan. Lahan kelas I sampai IV merupakan lahan yang sesuai bagi usaha pertanian, sedangkan lahan kelas V sampai VIII merupakan lahan yang tidak sesuai untuk usaha pertanian. Ketidaksesuaian karena biaya pengolahannya lebih tinggi dibandingkan hasil yang bias dicapai.

1 komentar: